nunmedia.id - Shalawat Badar dan Shalawat Uhudiyah merupakan 2 shalawat karya tokoh ulama Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang menjadi kebanggaan dan diabadikan warga Nahdliyin di Indonesia bahkan yang berada belahan dunia.
Yang menjadi kesamaan dari 2 shalawat ini sama-sama berwasilah kepada Nabi Muhammad Saw dan para mujahidin yang berjuang bersama Rasulullah Saw saat peperangan di Kota Madinah, tepatnya Perang Badar dan Perang Uhud.
Dalam pandangan Islam, meskipun wasilah atau tawasul tak henti-hentinya menjadi perdebatan panjang sebab masing-masing pihak yang terlibat berada di tempat yang beda. Praktik tawasul seperti ini terkadang sering disalahpahami oleh sejumlah orang.
Tidak heran kalau sebagian orang mengharamkan praktik tawasul seperti ini karena menurutnya praktik tawasul mengandung kemusyrikan. Jika ada yang mengatakan orang yang suka tawasul itu musrik.
Baca Juga: Teks Shalawat Uhudiyah dan Terjemahnya Karya KH. Adnan Syarif Al-Hadliri
Tentunya kita menghargai pendapat itu, akan tetapi dalam pandangan ulama Ahlu al-Sunnah wa Al-Jamaah (Aswaja) tidak dipersoalkan. Karena hal itu tidak ada dasar yang kuat dan tampak memaksakan. Maka selama berpijak dalam pandangan Ahlu al-Sunnah wa Al-Jamaah. Tawasul itu dianjurkan dan merupakan sebuah praktik doa di mana seseorang menyertai nama orang-orang saleh dalam doanya dengan harapan doa itu menjadi istimewa dan diterima oleh Allah Swt.
Dalam al-Qur’an Allah berfirman Surat al-Maidah ayat 35:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ
Artikel Terkait
Membeli Keringat Guru
Mahalnya Harga Kebersamaan: Sebuah Refleksi Sosial Pasca Pandemi
Merenungi Kematian Sama dengan Meluruskan Kehidupan
Teks Shalawat Uhudiyah dan Terjemahnya Karya KH. Adnan Syarif Al-Hadliri